Sosok Syaifullah Nazar, Striker Barito Putera Asli Banua Dimata Ibunda - HUJAN deras mengguyur Kota Martapura sore kemarin
kala penulis mengunjungi rumah orang tua Syaifullah Nazar di Jalan
Tanjung Rema Darat Gang Erlangga Martapura. Hawa dingin sontak hangat
ketika ibunda Fullah, Hj Siti Kamesah (65) menyambut kedatangan penulis.
“Silakan duduk nak,” tutur ramah Kamesah.
Ibu delapan anak itu mulai mengerti maksud kedatangan penulis saat
memperkenalkan diri. Sontak, ia menceritakan masa lalu kehidupan Fullah
ketika masih kecil. Fullah menurutnya anak yang berbakti kepada orang
tuanya. Semenjak ayah Fullah meninggal ketika usianya masih 9 tahun, ia
sangat menyukai berbagai macam pertandingan olahraga. Mulai dari sepak
bola, futsal hingga balap sepeda. “Nanti tiba-tiba saja datang bawa
piala ke rumah. Orangnya memang pendiam, tapi sangat taat dengan ibu,”
kenang Kamesah yang membesarkan anak-anaknya dengan bejaja wadai
(berjualan kue keliling).
Entah mengikuti jejak sang ayah, (alm) Muhdar yang dulunya juga
pemain bola dan dipercaya menjadi kiper. Hobi Fullah mulai mengkerucut
ketika ia lulus Madrasah Sanawiyah (Mts) Antasari. Ketika usianya masih
15 tahun, Fullah bergabung di Persatuan Sepak Bola Kabupaten Banjar
(Persakaban). Dibawa kesana-sini sampai dipercaya sebagai striker
(penyerang) dan sempat dijuluki “Anak Ajaib”. “Setiap pertandingan
selalu mencetak gol paling banyak. Anaknya juga lincah,” ujar Kamesah.
Sambil meneteskan air mata Kamesah bercerita lebih dalam tentang
anaknya. Satu perilaku Fullah, yang sangat berkenang di hatinya. Sebelum
pertandingan apapun semenjak masuk Persekaban, Fullah selalu minta doa
restu Kamesah. Memeluk erat pundak ibunda, mencium tangan sampai
berlutut dibawah kaki Kamesah. Begitupula ketika bergabung dengan Barito
Putera tahun 2007 silam.
“Busu (sebutan anak bungsu) Fullah itu ketika pertandingan kemana
saja, selalu minta doa restu sama ibu. Anak yang satu itu, memeluk dan
mencium ibu sebelum dia pergi. Bahkan sampai bersujud di kaki ibunya,”
kenangnya sambil meneteskan air mata.
Kebanggaan Kamesah terhadap
suami Aina itu menjadi obat mujarab ketika sedang sakit. Hal itu
terbukti ketika Kamesah beserta semua keluarga menonton pertandingan
Barito Putra yang sukses menghajar telak Persebaya Surabaya dengan skor
5-1 di laga perdana Grup B Babak Delapan Besar Divisi Utama Liga
Indonesia.
“Waktu itu ibu sakit. Rebahan saja di kamar. Kemudian bangun jam tiga
pagi. Karena mendengar ada teriakan di luar, ibu langsung keluar dan
ikut menonton pertandingan. Padahal ibu sedang sakit tapi ikut
teriak-teriak juga seolah memberikan semangat buat Busu. Sampai Busu
bisa mencetak gol, ibu seolah sembuh dari sakitnya,” ujar salah seorang
keluarga.
Kebanggaannya kepada sang anak membeludak ketika kedatangan skuad
Barito Putera tiba di Bandara Syamsudin Noor dengan membawa piala
penghargaan. Saat itu, Kamesah beserta keluarga merasa menjadi orang
yang terhormat di mata masyarakat. Pertemuan Kamesah dengan sang anak,
dikawal sejumlah aparat. Ia pun diperbolehkan menaiki bus bersama putra
kesayangannya tersebut yang kini sudah memiliki seorang putra. “Pokoknya
senang sekali kemarin itu. Saya menangis bahagia ketika bersama anak
saya kemarin itu,” ujarnya
Sumber : http://www.radarbanjarmasin.co.id