Cerita Pemberi Semangat Bagi Pemain Muda Berbakat Banua - Artikel Pemberi Semangat kiriman dari Agi Ramadhani salah satu temanku di FB BARITO PUTERA 1988 , Artikel ini sangat menarik dan
sangat menyentuh dan juga memberikan dorongan semangat untuk pemain muda berbakat untuk terus
mengasah kemampuan mareka untuk jadi seorang bintang Sepakbola. Berikut adalah isi artikelnya :
Interisti pasti mengenal nama
Mohammed Kallon, pemain Sierra Leone yang membela inter selama tiga
musim sejak 2001-2002 dan mencetak tiga belas gol. Kallon, sebagai
seorang striker terkenal dengan kecepatannya yang brilian, sebagai
seorang manusia, ia terkenal tangguh dan
murah hati. Kallon merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, kakaknya
adalah Kemokai dan Musa. Nama terakhir dikatakan pernah membela PSM
Makassar dalam Liga Indonesia. Semenjak usia 15 tahun, Kallon bermain di
liga tertinggi Sierra Leone dengan klub Old Edwardian dan telah
menyandang caps sebagai pemain nasional dengan memperkuat negaranya di
Kualifikasi Piala Afrika 1996.
Tahun berikutnya, Kallon pindah ke
liga swedia, SpangaFC, yang ribuan mil jauhnya dari kampung halaman dan
keluarga. Kepindahan ini tentu bukan dilatar belakangi bakat kallon yang
istimewa, walaupun Kallon memang berbakat, tetapi kepindahan ini
dilatarbelakangi keberanian dan keteguhan hati seorang pemuda dalam
mengejar impiannya menjadi seorang super star sepakbola. Disinilah bakat
Kallon mulai tercium dan cerita selanjutnya dia dipinang oleh
Internazionale. Musim-musim berikutnya, Kallon banyak mengecap
pengalaman dengan dipinjamkan ke klub-klub Liga Itali lain semisal
bologna, vicenza dan lain-lain hingga musim 2001-2002 dimana Inter
mengalami krisis striker akibat cedera berkepanjangan Ronaldo dan Alvaro
Recoba. TIga musim di Inter, Kallon mencetak tiga belas gol dan
kemudian hijrah.
Karir Kallon selanjutnya dipenuhi dengan berpindah
klub, mulai dari liga perancis bersama monaco, liga arab saudi bersama
Al Ittihad sampai dengan Saanxi Chanba di Liga China. Ditotal ada
sekitar enam belas klub yang pernah dibela oleh Kallon.
Cerita di
atas adalah satu dari ratusan bahkan ribuan cerita pemain-pemain afrika
yang mengorbankan kedekatan keluarga dan zona nyaman di kampung halaman
demi meraih cita-cita dan mengadu nasib ke belahan dunia lain. Syarat
inilah yang harus dimiliki oleh calon pemain besar, keberanian
meninggalkan zona nyaman. Kalimantan selatan tidak kekurangan
bakat-bakat sepakbola, SSB Oemar Bakri yang berhasil juara Danone
Nations Cup 2003 adalah buktinya, Yossi Irawan yang pernah dipanggil
Timnas U16 untuk Piala Asia U16 di Jakarta adalah bukti lain. Masih
kurang? Ada nama Ismail Marzuki, jebolan SSB Oemar Bakri yang sempat
berlatih beberapa tahun bersama tim SAD Indonesia di Uruguay. Semuanya
bukti bahwa urang banjar memiliki banyak talenta untuk dijual kepada
sepakbola, paling tindak level nasional.
Apa yang dialami oleh
Kallon, hendaknya menjadi panutan dan motivasi bagi
pesepakbola-pesepakbola muda kita seperti Yossi Irawan, Marcell Yusuf
Huwae, Yudi Ersandi dan lain-lain. Pemain muda harus terus haus akan
keinginan menjadi pesepakbola besar, pemain harus berani merantau ke
pulau sulawesi, jawa bahkan sumatra atau papua untuk ikut seleksi di
klub-klub luar. Hal penting lainnya, pemain tidak boleh berputus asa dan
memiliki keteguhan hati jika klub yang pada akhirnya dibela bukanlah
klub besar. Seperti Kallon yang memulai petualangan di Swedia, kemudian
di klub-klub kecil liga Italia terlebih dahulu baru kemudian besar
bersama Inter Milan. Selama ambisi untuk menjadi pemain nasional terus
berkibar, sperti kata Paulo Coelho, when you want something in yourlife,
the whole world will conspire to support you. Ketika kamu benar-benar
menginginkan sesuatu terjadi dalam hidupmu, seluruh dunia akan
berkonspirasi mendukungmu.
Semoga suatu saat ketika kita duduk di
depan layar kaca, menonton pertandingan kasta tertinggi persepakbolaan
Indonesia, kita akan berteriak "Inya urang banjar.... Inya urang
banjar... Mantap banar mainnya....."