“Tiga puluh menit setelah latihan kemarin, saya dapat kabar lewat BlackBerry messenger (BBM) dia (Camara) meninggal, saya sangat sedih, saya tidak bisa tidur semalam,” ungkap Coulibaly ketika dijumpai di Rumah Duka RS Borromeus, Minggu (28/7).
Terang saja Coulibaly merasa terpukul. Pasalnya ia dan Camara sudah seperti saudara sendiri. Keduanya sama-sama berasal dari Mali. Bahkan Coulibaly mengatakan rumahnya hanya berjarak ratusan meter dari rumah keluarga Camara. Bukan hanya jarak rumah mereka yang berdekatan, Coulibaly pun mengaku keluarganya dan keluarga Camara saling mengenal baik.
Keduanya, bersama
Konate pula, sama-sama datang ke Indonesia untuk melanjutkan karir
mereka di dunia sepak bola. “Rumah saya hanya sekitar tiga ratus sampai
empat ratus meter dengan Camara. Kita juga datang bersama ke sini
(Indonesia), berlatih bersama di Jakarta, sampai akhirnya saya ke
Barito, Konate ke PSPS, dan Camara ke Persiwa,” paparnya.
Kenangan yang paling membekas di benak Coulibaly adalah ketika ia bersama Camara tergabung di tim nasional Mali U19. “Dia (Camara) tahu keluarga saya, saya tahu keluarga dia (Camara), kita juga pernah main bersama di tim nasional Mali U-19,” tutupnya.
Kenangan yang paling membekas di benak Coulibaly adalah ketika ia bersama Camara tergabung di tim nasional Mali U19. “Dia (Camara) tahu keluarga saya, saya tahu keluarga dia (Camara), kita juga pernah main bersama di tim nasional Mali U-19,” tutupnya.
0 comments:
Post a Comment