Hasil Pertemuan joint committee PSSI di Kuala Lumpur - Pertemuan joint committee PSSI di Kuala Lumpur, Kamis (20/9/2012) yang mempertemukan kubu PSSI Djohar Arifin dan PSSI La Nyalla berakhir dengan baik.

Sejumlah kesepakatan dihasilkan dalam pertemuan yang difasilitasi langsung oleh AFC tersebut.Dalam pertemuan tersebut, AFC menerima hampir semua tawaran proposal PSSI hasil KLB Ancol. Termasuk tentang pembentukan liga baru yang harus melalui penahapan serius, dan baru akan dilaunching pada 2014 atau 2015 mendatang.

“Untuk next session, ISL dan IPL tetap running masing-masing, dan keduanya legal. Tidak ada yang illegal,” ungkap anggota JC dari Kubu PSSI La Nyalla, Joko Driyono usai pertemuan, Kamis petang waktu setempat.

Hal krusial lainnya, yakni Timnas, disepakati under JC. Bukan lagi di bawah kendali PSSI Djohar. Untuk itu akan dibuatkan skemanya. Karena untuk administrasi harus tetap menggunakan kop surat PSSI. “Jadi kesekjenan PSSI dalam konteks Timnas support administrasi untuk keperluan surat menyurat Timnas,” tukas Joko.

Sedangkan mengenai Kongres PSSI, yang diharapkan akan menjadi solusi final dualisme organisasi, dijadwalkan pada pertengahan November tahun ini. Kongres sendiri, sesuai MoU, akan diikuti oleh Voter sesuai dengan KLB Solo. Sehingga, JC nantinya akan melakukan verifikasi terhadap keabsahan voter Kongres. “Dengan sendirinya, JC harus menganulir pembentukan caretaker dan kepengurusan baru di Pengprov yang sekarang menjadi dispute dan pemicu masalah,” sambung lelaki berkacamata itu.

Mengenai butir MoU yang merehabilitasi empat anggota Exco PSSI, akan dilakukan secara langsung tanpa persyaratan apapun. Sementara mengenai revisi Statuta, disepakati dibentuk tim dari dua pihak, masing-masing diisi oleh Hinca Pandjaitan dan Togar Mahanan Nero dari pihak La Nyalla, sementara dari pihak Djohar, diisi Saleh Mukadar dan Catur Agus Saptono.Dalam pertemuan tersebut, AFC menolak proposal yang diajukan kubu PSSI Djohar. Termasuk proposal penyatuan liga yang dipaksakan pada musim depan dengan nama Liga Merah dan Liga Putih. “AFC clear menolak itu,” pungkas Joko seraya menunjukkan hasil notulensi pertemuan.

Seperti diketahui, FIFA dan AFC telah membentuk Task Force Indonesia untuk menyelesaikan dualisme organisasi dan kompetisi di Indonesia. Output task force tersebut adalah pembentukan Joint Committee, yang terdiri dari 4 orang dari kubu Djohar dan 4 orang dari kubu La Nyalla. Joint Committee ini diharapkan dapat mengimplementasikan naskah MoU Kuala Lumpur 7 Juni 2012, hingga Kongres PSSI akhir tahun, guna penyelesaian masalah yang melilit federasi di Indonesia.
 
Top