Pada Tahun 2010/2011 adalah saat yang sangat Indah bagi klub kebanggaan urang banua. Salahuddin, mantan pemain Barito Putera berhasil membawa Barito Putera dari keterpurukan di Divisi II hingga kembali ke Divisi Utama. Namun hal yang berbeda adalah, Divisi Utama semenjak musim 2008/2009 adalah kasta kedua dibawah Indonesia Super League. Sehingga walau Barito kembali ke kasta Divisi Utama, masih ada 1 tangga lagi sebelum tim ini kembali ke kasta tertinggi seperti tahun 90an sampai 2000an.
Musim pertama di Divisi Utama 2010/2011, saat itu Perusahaan ponsel, Ti-Phone yang jadi sponsor utama sehingga namanya menjadi Liga Ti-Phone. Barito Putera belum menggebrak dilaga kandang awal, Persiba Bantul berhasil menahan imbang PS. Barito Putera di stadion 17 Mei Banjarmasin 0-0. Saat itu barito belum diperkuat pemain asing. Selepas itu, seluruh laga kandang di Stadion 17 Mei Banjarmasin berhasil diamankan oleh anak asuh Salahuddin. Sayangnya, kondisi terbalik dilaga tandang, Barito tak pernah meraih poin penuh di kandang lawan. Hanya ada 1 poin yang bisa dicuri dari PSMP Mojokerto (walaupun hal itu harus dibayar mahal dengan kerusuhan yang terjadi), selebihnya harus pulang dengan tertunduk lesu tanpa poin.
Pada akhir musim Barito Putera berada di posisi ke 6. Hal ini memutuskan harapan pecinta Barito untuk menyaksikan tim ini berlaga di Piala Indonesia. Namun rupanya ada kecurangan yang dilakukan oleh Persebaya DU (versi Wisnu Wardhana, karena juga ada Persebaya 1927 yang berlaga di Liga Primer Indonesia, LPI). Persebaya dinyatakan curang karena menggunakan pemain tidak sah pada saat liga bergulir. Akibatnya, Persebaya DU dihukum pengurangan poin, Barito Putera pun mendapat berkah naik ke posisi 5. Sayangnya, nakhoda PSSI berubah, terjadi beberapa perubahan ditubuh induk sepakbola nasional sehingga Piala Indonesia pun tak jadi diadakan. (selanjutnya piala indonesia akan diadakan 2012 sayang hanya untuk tim-tim yang ikut PT. LPIS). Barito Putera masih tertahan di Divisi Utama pada musim 2010/2011.
Musim 2011/2012, kekacauan terjadi di tubuh PSSI. Ceritanya memang panjang, tapi pada intinya Barito Putera pun sempat mengalami kebingungan. PSSI menyatakan bahwa kompetisi akan direset dan klub akan di verifikasi ulang. Barito Putera sempat berada dijajaran nominasi Pro 1. Akhirnya PSSI menyatakan kasta tertinggi adalah Indonesian Premier League (IPL) dengan campuran klub ISL musim sebelumnya + promosi Divisi Utama + Degragdasi terbaik + Ex LPI + Titipan sponsor + tim bersejarah. Perseteruan dengan PT. Liga Indonesia pun akhirnya pecah dan akhirnya ada kompetisi kembar di Indonesia. Di kasta tertinggi ada IPL (dibawah PSSI & PT. LPIS) dan ISL (dibawah PT. LI).
Perpecahan ini sampai melanda ke Divisi Utama. Barito Putera yang sempat terdaftar di Indonesian Division Championship (IDC=Divisi Utama) PT LPIS akhirnya memutuskan untuk berlaga di Divisi utama PT. Liga Indonesia. Isu pelanggaran statuta dan kongres bali oleh PSSI jadi alasan Barito Putera untuk berlaga dibawah PT. LI.
Perjalanan di Divisi Utama PT.LI Musim 2011/2012 bermula dibulan Januari 2012. Barito Putera harus menjalani di Tour Papua menghadapi tim-tim dari timur jauh Indonesia. Dan sangat mengejutkan sekali, 6 poin penuh diraih di awal laga. Hingga akhir Putara pertama Grup II Divisi Utama PT. LI, Barito Putera masih kokoh berada dipuncak setelah meraih 6 kemenangan, 2 imbang dan hanya 2 kali kalah. Mudah-mudahan tren positif ini berlanjut ke partai-partai selanjutnya.
Dari segi penonton pun grafik menanjak Barito Putera membawa angin segar bagi supporter. Stadion 17 Mei Banjarmasin kembali hidup dan penuh seperti jaman 90an. Sorak sorai supporter mendukung barito tak pernah berhenti bergema sepanjang pertandingan. Harapan baru, mengangkat Barito Putera ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia dimulai dari sekarang.
Sumber : http://v1.baritomania.com/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment